Selasa, 20 September 2011

////
99 NAMA TUHAN
 Sebenarnya Nama Indah Tuhan Yang Maha Esa amat banyak. Jumlahnya tidak terbatas kepada bilangan 99 saja. Ada ratusan, bahkan ribuan, atau mungkin total jenderalnya tak terhitung. Namun sifat segenap Nama Ilahi terkandung di dalam Kesembilan-Puluh-Sembilan Nama Allah yang Indah, atau Al-Asma ul-Husna. Kita mewarisi yang ke-99 tersebut melalui sebuah hadis Nabi Muhammad saw. yang membeberkannya secara khusus:
"Bismillahir rohmaanir rohiim. Tiada tuhan selain Dia: Yang Maha Pemurah; Yang Maha Penyayang; Yang Merajai; Yang Maha Suci; Yang Maha Sejahtera; Yang membenarkan rasul-rasul-Nya dan menepati janji-Nya; Yang menaungi Hamba-Hamba-Nya; Yang Maha Kuasa; Yang dapat Memaksakan Kehendak-Nya; Yang Maha Perkasa; Yang patut Dipuja karena keagungan Sifat-Sifat-Nya; Yang Maha Pencipta; Yang menjadikan segala sesuatu; Yang Memberi Rupa dan Bentuk kepada segala sesuatu; Yang Maha Kuasa Menutupi kesalahan Hamba-Hamba-Nya; Yang dapat Menaklukkan segala sesuatu; Yang Maha Kuasa Memberi segala sesuatu kepada Makhluk-Nya; Yang Memberi Rezeki; Yang Maha Kuasa Membuka Perbendaharaan Rahmat-Nya kepada semua Makhluk; Yang Maha Mengetahui; Yang Maha Kuasa Menyempitkan; Yang Maha Kuasa Melapangkan; Yang Maha Kuasa Merendahkan Martabat sesiapa yang dikehendaki-Nya; Yang Maha Kuasa Mengangkat Martabat sesiapa yang dikehendaki-Nya; Yang meninggikan derajat sesiapa yang dikehendaki-Nya; Yang menghinakan kedudukan sesiapa yang dikehendaki-Nya; Yang Maha Mendengar; Yang Maha Melihat; Yang menetapkan Keputusan-Nya atas segala sesuatu; Yang Maha Adil; Yang Yang Maha Mengetahui segala rahasia yang samar dan pelik; Yang Maha Mengetahui Hakikat segala sesuatu; Yang tetap dapat menahan amarah; Yang Maha Besar; Yang Maha Pengampun; Yang Maha Mensyukuri Hamba-Hamba-Nya yang taat dengan memberikan pahala atas setiap perbuatan yang baik; Yang Maha Tinggi Martabat-Nya; Yang Maha Agung; Yang Memelihara dan Menjaga semua Makhluk-Nya; Yang Menjadikan segala apa yang dibutuhkan oleh Makhluk; Yang memberi kecukupan dengan kadar perhitungan yang tepat; Yang Maha Mulia; Yang melimpahkan karunia kepada Makhluk-Makhluk-Nya tanpa diminta sebelum-Nya; Yang Selalu Mengawasi dan Memperhatikan segala sesuatu; Yang dapat mengabulkan do'a Hamba-Hamba-Nya; Yang Maha Luas Kekayaan-Nya dan Pemberian-Nya kepada Hamba-Hamba-Nya; Yang Maha Bijaksana; Yang Mencintai dan Mengasihi; Yang Maha Mulia dan Maha Besar Kemurahan-Nya kepada Hamba-Hamba-Nya; Yang Maha Kuasa Membangkitkan sesiapa yang sudah wafat; Yang menyaksikan segala sesuatu; Yang Hak; Yang Maha Benar; Yang Menunjukkan Kebenaran; Yang dapat mengurusi dan menyelesaikan segala urusan Hamba-Hamba-Nya; Yang Maha Kuat lagi Perkasa; Yang Maha Kokoh dan Maha Sempurna Kekuatan-Nya; Yang Maha Melindungi dan Menolong serta membela Hamba-Hamba-Nya; Yang Patut dipuja dan dipuji; dengan Ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu, Yang Maha Penghitung dan Pemelihara segala sesuatu; Yang menjadikan segala sesuatu dari tiada; Yang mengembalikan lagi segala sesuatu yang telah lenyap; Yang Maha Kuasa Menghidupkan apapun yang sudah mati; Yang Maha Kuasa mematikan apapun yang hidup; Yang Maha Tetap Hidup; Yang berdiri sendiri dan tetap mengurusi Makhluk-Makhluk-Nya; Yang Maha Kaya dengan Penemuan dan dapat melaksanakan segala sesuatu yang dikehendaki; Yang Mempunyai Kemuliaan dan Maha Tinggi dari segala Kekurangan; Yang Maha Tunggal; Yang Maha Esa; Yang menjadi tujuan segala Makhluk dan tempat meminta sesuatu yang menjadi kebutuhan mereka; Yang sanggup melaksanakan semua hal yang dikehendaki; Yang sangat berkuasa, Kekuasaan-Nya menguasai segala yang kuasa; Yang Maha Kuasa Mendahulukan; Yang Maha Kuasa Mengakhirkan; Yang pertama Ada-Nya sebelum segala sesuatu ada; Yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah (berakhir); Yang lahir; Yang batin; Yang mengendalikan dan menguasai segala macam urusan Makhluk; Yang Pencapaian-Nya berada di puncak ketinggian yang amat tinggi; Yang Maha Baik dan membuat segala macam kebajikan; Yang menerima tobat dan memberi maaf kepada Makhluk yang berdosa; Yang Maha Kuasa Menindak Hamba-Nya yang bersalah dengan menyiksa; Yang Maha Memberi Maaf; Yang Maha Belas Kasih dan Penyayang; Yang memiliki segala kekuasaan di alam ini, dan dengan kekuasaan-Nya melaksanakan segala hal yang dikehendaki; Yang memiliki sifat Kebesaran, Keagungan, Kemuliaan serta Kemurahan; Yang Maha Adil dalam Hukum-Nya; Yang dapat mengatur dan mengumpulkan segala sesuatu; Yang tidak membutuhkan sesuatu apapun; Yang dapat memberikan segala kebutuhan Makhluk dan Yang Maha Kuasa Memberikan Kekayaan kepada Hamba-Nya; Yang dapat mencegah dan mempertahankan sesuatu; Yang dapat mendatangkan bahaya dan memberikan kemelaratan; Yang dapat memberikan manfaat; Yang memberi cahaya kepada segala sesuatu; Yang memberi petunjuk; Yang menciptakan alam semesta dalam bentuk yang indah yang belum pernah dibuat oleh siapapun; Yang Maha Kekal Wujud-Nya; Yang tetap ada setelah segala makhluk tiada; Yang Maha Pandai dan Bijaksana; Yang Maha Sabar. Subhana-llah."
Sekarang marilah kita meninjau Nama di atas secara lebih cermat. Menurut ajaran Sufi, pada ketika Yang Hak memutuskan untuk menciptakan alam semesta yang bersifat lahir dan kasatmata, maka Ia memulai dengan menunjukkan secara terpisah-pisah Sifat-Nya yang bertalian dengan Nama-Nama-Nya tersebut, ibarat berkas cahaya berpisah ke dalam sederetan bianglala bila menimpa kaca prisma. Saling interaksi warna bianglala itu menghasilkan berbagai-bagai rona baru, dan demikianlah proses penciptaan segala sesuatu—tiap makhluk atau bentuk merupakan titik fokus khusus, tempat berbagai nama dan Sifat Ilahi berkumpul-kumpul dan menyebabkan runtunan peristiwa yang menyebar sebagai akibat kodrati tindih-bertindihnya. Mungkin penjelasan proses ini oleh David Bohm, seorang ahli fisika ternama, dapat membuat rangkaian kejadian itu lebih mudah terpaham sebagai proses "penarikan dan penguraian simpul-simpul limpah-ruah yang menjejal memenuhi ruang dan waktu alam semesta."
Manusia merupakan makhluk yang paling inklusif. Dengan kata lain, manusia adalah makhluk yang serba komprehensif, yaitu ruang lingkupnya luas dan lengkap, sehingga ia mampu menjelmakan ke-99 Nama Ilahi, bukan hanya satu-dua. Tiap orang yang berhasil mewujudkan ke-99 Sifat Ilahi tersebut akan menjadi Kalifatullah di bumi.
Seseorang dapat juga mengkhususkan salah satu di antara nama Ilahi. Tiap kali ia menyebutnya dalam berzikir, Sifat nama itu akan lahir di dalam dirinya, karena pada titik itu Nama Ilahi sedang dikerahkan, dan Kekuatan-Nya terpusat di tempat itu juga.
Oleh karena itu, seseorang yang mengharapkan Kemurahan Tuhan akan menyebut berulang kali Nama Ar-Rahim, sedangkan dia yang mengharapkan Keadilan-Nya akan menyebut Nama Al-Adlu. Dengan demikian, Sifat Kerahiman atau Keadilan-Nya akan muncul di lokasi itu, tempat pezikir membaca berulang kali Nama yang bersangkuan. Itu bukan semacam magi atau sejenis itu, melainkan suatu proses penciptaan yang dikarenakan oleh sifat alam semesta. Jagat raya tidak diciptakan dalam sesaat pada masa lampau seperti yang disangka oleh para penganut mazhab "jagat mesin jam," yang mengangankan Tuhan sebagai Tukang Arloji Yang Maha Besar. Sama sekali tidak demikian! Alam berubah tiap saat, dan pada saat pengubahan itu pula, seluruh bentuk sebelumnya hilang untuk selama-lamanya. Jadi, alam semesta berubah-ubah terus-menerus, dan pada tiap ketik mendatang diperbaharui—menjadi lain daripada alam sejenak sebelumnya serta lain daripada alam yang akan datang pada saat berikutnya. Proses itu tidak jauh berbeda dengan keadaan pita film yang merupakan sederetan gambar foto yang berbeda-beda, meskipun amat kecil perbedaan antara salah satu gambar dengan foto di kiri-kanannya
(Bagi filsuf-filsuf Barat selama ini sulit sekali memecahkan soal kemungkinan Ada yang stabil, abadi, dan utuh dapat berubah menjelma sebagai Jadi yang terus-menerus beralih sifat. Para Sufi memecahkannya dengan melihat bahwa wujud itu bersusun menurut peringkat kerumitan atau diferensiasinya. Dengan demikian, perbedaan yang kecil di dekat Asal-Usul menjadi amat besar setelah sampai di alam kasatmata, ibarat setitik debu pada transparansi atau film kelihatan besar setelah diproyeksikan kepada layar dalam bentuk cahaya. Perlu kita catat di sini bahwa dalam hubungan ini yang dimaksudkan dengan "cahaya" itu bukanlah aliran foton elektromagnetik, melainkan "nur akal budi." Hal itu merupakan latar belakang peribahasa Buddhis: "Perbedaan serambut memisahkan langit dari bumi.")
Hal yang demikian berarti bahwa tiap saat "Ada" lahir, dan hampir seketika itu Sang Ada hilang lagi—seperti gerakan air laut yang turun-naik, tercipta dan langsung musnah, timbul dan langsung tenggelam ke dalam samudera Ada yang tidak berhak. Demikianlah proses penjelmaan Kejadian terus-menerus. Oleh sebab itu, tidak benar bahwa Tuhan hanya menciptakan alam semesta pada suatu ketika pada awal segala abad. Tuhan senantiasa terlibat dalam kesibukan-Nya Pribadi sebagai Pencipta sekali gus Pemusnah, dan memang itu yang dimaksudkan oleh Syekh Akbar Ibn Arabi dengan istilahnya "penciptaan terus-menerus."
Maka dari itu, bilamana seseorang mengerahkan salah satu Nama Ilahi dalam bentuk dzikir, maka sifat yang terkandung di dalam Nama yang dipilihnya akan lahir di tempat itu juga, dan akibat—suatu tindakan nyata—dari Sifat tersebut akan menyusul.
Beberapa di antara nama Ilahi itu bersifat saling melengkapi, seperti Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin, Yang Maha Penghormat dan Yang Maha Penista. Di antara Nama lainnya terdapat gugus atau urutan, seperti urutan Yang Maha Pencipta (No. 11)—Yang Maha Pencetus (58)—Yang Maha Pembuat (12)—Yang Maha Pemrakarsa (95)—Yang Maha Pembentuk (13)—Yang Maha Pembubuh (64)—Yang Maha Pemberi Hidup (60)—Yang Maha Pelindung (38)—Yang Maha Menopang (39)—Yang Maha Pemberi Rezeki (17)—Yang Maha Pembunuh (61)—Yang Maha Pemusnah (15). Hakiki seluruh proses kejadian alami terkandung di dalam urutan ini.
Segala isi alam semesta dapat dilihat sebagai proses penciptaan yang disusul oleh eksistensi selama periode tertentu dan kemudian berakhir dengan pemusnahannya. Bila Tuhan ber-Kehendak menciptakan sesuatu, maka mula-mula Ia mencetuskannya. Kemudian Dia merencanakan atau membentuknya ibarat seorang penemu ciptaan baru yang merancangnya dalam bentuk skema. Setelah dirancang, Ciptaan baru-Nya langsung dijadikan-Nya di alam kasatmata, dan kemudian, pada tiap tahap kejadiannya, produk baru itu dibentuk-Nya secara aktif sampai berjasad nyata. Jika produk baru itu bersifat Makhluk hidup, maka Ia menghidupkannya, melindunginya, memberi nafkah kepadanya seumur hidup, dan membantunya jika berkembang biak. Karena tiap awal juga mengandung akhirnya sendiri, maka Tuhan membunuh Makhluk-Nya kalau sudah sampai ajalnya. Di antara nama-nama Ilahi yang berjumlah 99 tersebut, pengamat dapat menemukan banyak gugus lain sejenis
Bila Nama-Nama Ilahi mau disusun secara hierarkis, urutan pertama harus jatuh pada Yang Maha Hidup, karena Hayat Abadi Tuhan mendahului segenap Sifat lain-Nya. Urutan Nama Yang Maha Mengetahui hanya kalah dengan Yang Maha Hidup, karena Pengetahuan Tuhan meliputi segala sesuatu, dan Nama itu juga bertalian erat dengan Nama-Nama seperti Yang Maha Melihat, Yang Maha Mendengar, Yang Maha Mengetahui Hakikat segala sesuatu, dan Yang Maha Mengawasi segala sesuatu.
Di bawah ini Ke-99 Nama Tuhan Yang Indah dijelaskan secara lebih terperinci. Pada hakikatnya, urutan Nama-Nya harus dimulai dengan Nama Allah, Nama serba komprehensif yang merupakan asal-usul Nama-Nama lain-Nya. Dengan demikian, jumlahnya meningkat menjadi 100.
(Catatan: Oleh karena tidak digunakan tanda-tanda diakritik dalam transliterasi bahasa Arab, maka ejaan Nama dengan huruf Romawi disesuaikan dengan kebiasaan yang cukup lazim di Indonesia. Bila satu Nama dapat diartikan secara multimakna, maka disertakan di sini makna ganda lainnya.)

1 Reaction to this post

Add Comment

Posting Komentar